Latar Belakang
Lubang resapan biopori adalah
metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara
meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R
Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor.
Peningkatan daya resap air pada
tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah
organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang
ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan
pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.
Biopori memiliki segudang manfaat
secara ekologi dan lingkungan, yaitu memperluas bidang penyerapan air, sebagai
penanganan limbah organik, dan meningkatkan kesehatan tanah. Selain itu,
biopori juga bermanfaat secara arsitektur lanskap karena telah digunakan
sebagai pelengkap pertamanan di berbagai rumah mewah dan rumah minimalis yang
menerapkan konsep rumah hijau. Biopori kini menjadi pelengkap penerapan
kebijakan luas minimum ruang terbuka hijau di perkotaan bersamaan dengan
pertanian urban. Bahkan pemerintah Kota Sukabumi sangat menganjurkan ruang terbuka
hijau memiliki biopori.
Menabung Air Tanah
Biopori
mampu meningkatkan daya penyerapan tanah terhadap air[9] sehingga risiko
terjadinya penggenangan air (waterlogging) semakin kecil. Air yang tersimpan
ini dapat menjaga kelembaban tanah bahkan di musim kemarau. Keunggulan ini
dipercaya bermanfaat sebagai pencegah banjir. Dinding lubang biopori akan
membentuk lubang-lubang kecil (pori-pori) yang mampu menyerap air. Sehingga
dengan lubang berdiameter 10 cm dan kedalaman 100 cm, dengan perhitungan
geometri tabung sederhana akan didapatkan bahwa lubang akan memiliki luas
bidang penyerapan sebesar 3,220.13 cm2. Tanpa biopori, area tanah berdiameter
10 cm hanya memiliki luas bidang penyerapan 78 cm persegi. Biopori telah dibuat
di berbagai tempat di Jakarta dengan tujuan untuk mengurangi risiko terjadinya
genangan air. Selain di Jakarta, biopori juga dibuat di daerah yang tidak
memiliki risiko banjir. Biopori tersebut bermanfaat untuk menjaga keberadaan
air tanah dan kelestarian mata air. Biopori menjadi alternatif penyerapan air
hujan di kawasan yang memiliki lahan terbuka yang sempit. Di Puncak, Bogor,
biopori dibangun untuk mengembalikan fungsi penyerapan air di kawasan tersebut
sehingga kondisi hulu sungai Ciliwung menjadi lebih sehat. Sejak dijadikan
sebagai perkebunan teh, kawasan villa, dan kawasan wisata, Puncak mengalami
penurunan kemampuan penyerapan air hujan sehingga risiko erosi dan peluapan air
sungai di musim hujan menjadi lebih besar."Perbaiki' Hulu Ciliwung, Pemkab
Bogor Buat 10 Ribu Biopori di Puncak". Detik. 14 Oktober 2014.
Namun
menurut penelitian oleh LIPI, biopori tidak mampu mencegah banjir, namun
efektif dalam menangani genangan air. Dengan dimensi pori-pori yang kecil, maka
laju penyerapan air dikatakan relatif lebih lambat dibandingkan dengan debit
aliran air ketika terjadi banjir bandang. Inventor biopori, Kamir R Brata
sendiri pun mengingatkan bahwa fungsi biopori bukan hanya sebagai penyerap air
karena hujan dan genangan air tidak terjadi sepanjang tahun, namun sampah
organik dapat menumpuk setiap saat dan itulah yang seharusnya menjadi fokus
dari biopori. Efektifitas dalam mengatasi genangan air tersebut diyakini juga
dapat menangani jentik nyamuk pembawa penyakit.
Mengelola Sampah
Organis menjadi Pupuk Kompos
Biopori
juga dapat mengubah sampah organik menjadi kompos. Pengomposan sampah organik
mengurangi aktivitas pembakaran sampah yang dapat meningkatkan kandungan gas
rumah kaca di atmosfer. Setelah proses pengmposan selesai, kompos ini dapat
diambil dari biopori untuk diaplikasikan ke tanaman. Kemudian biopori dapat
diisi dengan sampah organik lainnya. Sampah organik yang dapat dikomposkan di
dalam biopori diantaranya sampah taman dan kebun (dedaunan dan ranting pohon),
sampah dapur (sisa sayuran dan tulang hewan), dan sampah produk dari pulp
(kardus dan kertas). Sama seperti proses pengomposan secara umum, rasio C/N
menentukan kualitas kompos yang akan didapatkan, sehingga penambahan limbah
yang mengandung unsur N tinggi seperti limbah hewani perlu dicermati. Terlalu
banyak limbah hewani akan menyebabkan kompos menjadi berbau pada tahap awal
pengomposan.
Menyuburkan
Tanah
Biopori
juga dapat meningkatkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah sehingga
meningkatkan kesehatan tanah dan perakaran tumbuhan sekitar. Organisme dan
mikrorganisme tanah memiliki peran penting dalam ekologi diantaranya sebagai
detritivora dan pengikat nitrogen dari atmosfer. Pengikatan nitrogen mampu
meningkatkan kadar nitrogen tanah sehingga penggunaan pupuk anorganik urea akan
berkurang.
Mencegah Resiko
Banjir
Biopori
juga dapat mengurangi resiko banjir dikarenakan biopori dapat menyimpan air di
tanah, sehingga air tidak tertampung di atas tanah yang nantinya akan betambah
dan mengakibatkan banjir.
Video Tutorial untuk membuat lubang resapan biopori
0 komentar:
Posting Komentar